Kanker Paru, Kanker Pembunuh Nomor Satu Kaum Pria
Kedahsyatan kanker paru dalam mencabut nyawa manusia seakan tak terbantahkan. Kanker paru masih menjadi kanker pembunuh nomor satu bagi kaum pria, dbandingkan penyakit kanker lainnya.
Globocan pada 2012 melansir data yang menunjukkan bahwa kanker paru menjadi penyebab kematian pertama pada laki-laki (21,8 persen).
Berdasarkan data dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RSUP Persahabatan, angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari lima kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Hanya saja yang disayangkan adalah sebagian besar penderita datang pada stadium yang sudah membahayakan, yakni stadium IIIB dan IV. Penderita kasus baru kanker paru di RSUP Persahabatan pun mencapai lebih dari 1.000 kasus per tahun.
Ketika sudah berada dalam stadium IIIB dan IV, harapan hidupnya makin tipis. Tanpa datang di tahapan stadium ini, penyakit kanker paru sudah tergolong penyakit yang sulit diobati.
Dr. Eilsna Syahruddin, dokter spesialis paru dan pernapasan dari RSUP Persahabatan mengatakan bahwa kesulitan pengobatan kanker paru terletak pada pengambilan jaringan kanker tersebut.
Pengambilan jaringan ini dibutuhkan dokter sebagai sample pemeriksaan lebih lanjut dan pengambilan tindakan.
"Kanker serviks atau payudara, itu bisa diambil dengan mudah. Tetapi untuk kanker paru, sulit mengambil jaringan itu dari paru-paru,” kata Elisna, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sulitnya pengambilan jaringan sample akan membuat pengobatan jadi terhambat. Sementara itu, sel kanker akan tetap tumbuh dan berkembang.
"Yang harus diingat, jaringan kanker itu bertumbuh mengikuti deret ukur, jadi sangat cepat,” kata Elisna.
Elisna menegaskan, yang terbaik adalah tetap menghindari terserang kanker paru. Salah satu caranya adalah menghindari rokok.
“Rokok itu penyebab utama kanker paru, jadi sebaiknya dihindari,” katanya.
Globocan pada 2012 melansir data yang menunjukkan bahwa kanker paru menjadi penyebab kematian pertama pada laki-laki (21,8 persen).
Berdasarkan data dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RSUP Persahabatan, angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari lima kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Hanya saja yang disayangkan adalah sebagian besar penderita datang pada stadium yang sudah membahayakan, yakni stadium IIIB dan IV. Penderita kasus baru kanker paru di RSUP Persahabatan pun mencapai lebih dari 1.000 kasus per tahun.
Ketika sudah berada dalam stadium IIIB dan IV, harapan hidupnya makin tipis. Tanpa datang di tahapan stadium ini, penyakit kanker paru sudah tergolong penyakit yang sulit diobati.
Dr. Eilsna Syahruddin, dokter spesialis paru dan pernapasan dari RSUP Persahabatan mengatakan bahwa kesulitan pengobatan kanker paru terletak pada pengambilan jaringan kanker tersebut.
Pengambilan jaringan ini dibutuhkan dokter sebagai sample pemeriksaan lebih lanjut dan pengambilan tindakan.
"Kanker serviks atau payudara, itu bisa diambil dengan mudah. Tetapi untuk kanker paru, sulit mengambil jaringan itu dari paru-paru,” kata Elisna, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sulitnya pengambilan jaringan sample akan membuat pengobatan jadi terhambat. Sementara itu, sel kanker akan tetap tumbuh dan berkembang.
"Yang harus diingat, jaringan kanker itu bertumbuh mengikuti deret ukur, jadi sangat cepat,” kata Elisna.
Elisna menegaskan, yang terbaik adalah tetap menghindari terserang kanker paru. Salah satu caranya adalah menghindari rokok.
“Rokok itu penyebab utama kanker paru, jadi sebaiknya dihindari,” katanya.
Contoh Komentar Post
BalasHapusBalas Komentar Admin
HapusBalas Komentar Admin 2
Hapus